Tuesday 9 September 2014

Sejarah terjadinya desa Mangunrejo Kawedanan Magetan.

         Sejak sebelum tahun 1901, yakni pada zaman pemerintahan penjajahan Belanda, daerah ini sebagian besar masih berupa hutan hutan belukar.
Pada waktu itu terdapat 2 buah desa, yaitu;
1. Desa Tawangrejo klampok
     Pimpinan desanya adalah
     Bpk Sukromo          : 1892
     Bpk Towikromo     : Beberapa bulan.

2. Desa Ngrampu
     Pimpinan desanya adalah
     Bpk Takaryo
     Bpk Tosojo
     Bpk Sukromo
     Pemimpin pemimpin desa ini tidak          jelas masa jabatanya.


        Pada suatu hari, terjadi pertengkaran antara penduduk desa Tawangrejo dan penduduk desa Ngrampu. Hampir setiap saat penduduk dari kedua desa tersebut bermusuhan.
Tidak hanya bertengkar mulut saja, tapi juga bertengkar phisik.
Pertengkaran ini berlarut larut berlangsung lama sekali.

          Penyebab terjadinya perselisihan dikarenakan adanya kebakaran hutan disekiling desa itu. Masing masing dari kedua desa tersebut saling menuduh.
Karena lama tidak ada penyelesaian
Masa pemerintah Belanda mengambil sikap.

         Pada tahun 1905, dalam suasana masih berselisih, kedua desa itu digabung menjadi satu. Dan dinamskan
" MANGUN REJO"
Nama tersebut diambil dari kata
Mangun yang berarti membangun
Rejo artinya ramai
Jd Mangunrejo berarti bersatu padu beramai ramai membangun desa.


B 

     Sedangkan yang pernah menjabat kepala desa Mangunrejo adalah:
1.Kromorejo                      : 1903-1910
2.Glendeh Towikromo     :1910-1912
3.Ronokromo                     : 1912 bbrp bln
4.Somodikromo Yahman:1943-1965
5.Sadimin                           :1965-1969
6.Hadi Toimin                   :1969-1977
Dan seterusnya...

          Cerita ini dikutip dari catatan desa Mangunrejo
By: Chacha erika.

Wednesday 3 September 2014

KERAJINAN TAS PLASTIK "BULU SAMBIT PONOROGO"

Bagi masyarakat desa Bulu khususnya hingga desa sekitarnya, kerajinan tas ini sudah merupakan mata pencaharian bagi para warga desa, terutama bagi kaum hawa.
Dengan bahan atau modal yang cukup terjangkau, juga cara pembuatanya yang cukup mudah serta hasil jual yang cukup memadai, menjadikan kerajinan tangan ini banyak diminati penduduk desa.
        Untuk pemasaranpun tidak perlu khawatir, karena banyak pengepul atau konstributor yang siap memasarkan dan menjual kerajinan tas tersebut. Dari pedagang kecil dipasar tradisional hingga penasaran luar daerah.
Bahkan dari kelompok desa telah menghimpun suatu organisasi yang siap membeli dan menampung kerajinan tas tersebut disetiap saat, Bahkan waktu paceklik sekalipun. untuk ditimbun dan dipasarkan kembali saat musim panen yang biasanya kerajinan tas mulai laris.
         Kerajinan tas ini memiliki bermacam macam bahan, ukuran dan warna. Bahkan berbagai macam model. Dengan harga masing masing sesuai dengan bahan yang digunakanya.
Dan tas plastik ini juga serba guna.
Biasanya digunakan untuk belanja ke pasar, mbecek , mengirim ke sawah dan masih banyak lagi kegunaanya. Dengan berbagai ukuran jenis dan warna yang berbeda beda sesuai keinginan anda






    Cara pembuatan tas tersebut juga sangatlah mudah. Hanya diperluksan alat alat sebagai berikut;
Citakan
Gunting
Jarum karung
Dan yang pasti kemauan dan ketlatenan.

Pertama...kita harus memotong plastik bahan tas sesuai dengan ukuran tas yang akan kita bikin.
Masing masing tas hanya memerlukan 2 ukuran yaitu sebagai bahan samping dan depan belakang
Dan 1 gulung plastik yang tak Tak dipotong sebagai bahan dasar anyaman.

Untuk menghasilkan tas yang kuat dan rapi, dalam menganyam kita harus merapikan dan menyama ratakan anyaman pada saat baru dimasukkan
kedalam citakan. Dan  dikencangkan.

Setelah selesai menganyam, kita keluarkan tas dari citakan .
Masukkan tiap ujungnya kedalam anyaman. Sehinngga terlihat rapi.
Terakhir pasang tali atau lebih tepatnya gantilan. Tas siap dipakai.



















 For more information or detail can visit our page at kerajinan tas plastik pononorogo or can call me at +6282225208401